VII.
Data Pengamatan
Pengubahan
asam maleat menjadi fumarat
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Apel ditumbuk, disaring, dan diambil
airnya
|
Diperoleh air apel berwarna coklat
|
2.
|
Diambil 20 ml air apel, dimasukkan ke
labu. Ditambah dengan 15 ml HCl
|
Warna ekstrak apel tetap coklat
|
3.
|
Direfluks selama 10 menit
|
Semakin lama, warna ekstrak apel
semakin pekat sampai berwarna hitam.
|
4.
|
Disaring 2x menggunakan corong buncher
|
Warna tetap coklat pekat endapannya
warna hitam
|
5.
|
Dijenuhkan, dan diidentifikasi baunya
|
Baunya seperti caramel/sarang semut.
|
VIII.
Pembahasan
Sifat-sifat
molekul sangat sering ditentukan oleh struktur ruang atom-atom dalam molekulnya
karena biasanya jika ada dua gugus fungsii yang reaktif yaitu cis dan trans
yang sangat berkaitan satu dengan lainnya akan lebih mudah ditunjukkan secara
kimia perbedaan geometrinya seperti contohnya asam maleat dan asam fumarat yang
merupakan cis asam butenadioat. Anhidrit maleat dan 1 molekul air dapat didapat
dengan cara memanaskan asam maleat dalam suatu tabung tertutup yang berada
diatas titik lelehnya yaitu 1300C. Asam fumarat tidak akan meleleh
tetapi justru akan menyublim pada suhu 1280C dan akan membentuk
anhidrida polimerik atau pada keadaan suhu yang tinggi akan berubah menjadi
anhidrida maleat.
Sebuah
senyawa organik bisa memiliki kemampuan yang gugus fungsinya dapat terikat pada
atom karbon dan membentuk ikatan tunggal maupun rangkap. Gugus fungsi ataupun
atom yang berikatan dengan atom karbon lainnya dan membentuk ikatan tuggal akan
bebas berotasi sepanjang ikatan tunggal –C-C- sehingga akan sulit atau bahkan
tidak dapat dibedakan orientasi bidang ruang gugus fungsinya ataupun sebaliknya
suatu gugus atau atom yang berikatan dengan senyawa organik lain yang memiliki
ikatan rangkap atau rantai karbonnya berbentuk siklik akan tidak bisa berotasi
bebas sehinnga orientasi gugusnya bisa kita identifikasi. Orientasi ruang gugus
atom inilah yang dinamakan dengan isomer geometri (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
Pengubahan asam maleat menjadi
fumarat
Pada
percobaan kali ini yaitu tentang pengubahan asam maleat menjadi fumarat dengan
prosedur pengerjaannya pertama-tama, apel ditumbuk menggunakan cawan porselin
untuk diambil ekstraknya. Disini kami menggunakan apel hijau karena tidak
tersedianya asam maleat pada laboratorium, jadi kami menggantinya dengan apel
hijau karena di dalam sebuah apel hijau terkandung asam maleat. Setelah apel
hijau ditumbuk dan didapatkan airnya kemudian dipisahkan ekstraknya dengan
endapannya dengan cara disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong buncher.
Setelah disaring, kemudian diambil sebanyak 20 ml ekstrak buah apel hijau dan
dimasukkan ke dalam labu dasar bulat untuk nantinya direfluks. Ditambahkan 15
ml HCl pekat ke dalam labu dasar bulat yang telah berisi ekstrak buah apel
hijau lalu dirangkai alat untuk melakukan proses refluks. Refluks adalah teknik
yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem
asalnya. Proses ini biasanya digunakan dalam industri dan laboratorium
destilasi. Proses refluks pada ekstrak apel hijau ini dilakukan selama 10 menit
dan didapatlah hasil bahwa semakin lama proses refluks maka warna larutan
semakin pekat dan sampai berubah menjadi warna hitam. Kemudian dilakukan
penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan cawan buncher,warna larutannya
tetap warna coklat dan endapannya berwarna hitam, kemudian pada penyaringan
yang kedua warna coklatnya tidak terlalu pekat. Kemudian filtrate dijenuhkan
dengan cara mendinginkannya. Hasil yang diperolh yaitu baunya seperti caramel
atau sarang semut.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Keisomeran
cis dan trans terjadi pada beberapa senyawa kompleks yang mempunyai bilangan
koordinasi 4,5 dan 6.
2. Keisomeran
geometri terjadi karena perbedaan atom-atom yang tersusun dalam senyawa karbon
dengan rumus molekul yang sama, perbedaan posisi gugus pada rantai karbon yang
memiliki molekul dan gugus yang sama seperti perbedaan senyawa karbon yang
memiliki rumus molekul yang sama.
X. Pertanyaan
Pasca
1. Apa
fungsi HCl ditambahkan ke dalam ekstrak buah apel hijau ?
2. Apa
fungsi dari dijenuhkannya larutan yang telah direfluks ?
3. Apa
yang seharusnya dilakukan saat terjadi bumping pada saat proses refluks ?
XI. Daftar Pustaka
Keenan.2005.Kimia Organik II.Jakarta: Erlangga.
Reni.2014.Terjadinya Isomerisasi dan Oksidasi r-
dan s- Karoten Selama Proses Pengolahan CPO. Volume 11.
Tim Kimia Organik I.2016.Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jambi:
Universitas Jambi.
Syamsurizal. 2019. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/.
Vogel.2007.Kimia Organik.Bandung: UI Press.
Proses refluks |
Penaringan filtrat |
Proses rekristalisasi |
Endapan hasil penyaringan |
Penyaringan kedua hasil refluks |
Hallo febri, saya Yuyun Ernawati dnegan NIM A1C117063 akan mencoba menjawab oertanyaan nomor 1, menurut saya Fungsi ditambahkannya HCl ke dalam ekstrak buah apel hijau adalah agar larutan tersebut berada pada suasana asam dan karena asam maleat yang terdapat di apel tersebut kandungannya sedikit, jadi HCl dapat menambah suasana asamnya.
BalasHapusSaya suci A1c117081 akan menjawab pertanyaan no 2 adapun Fungsi dari dijenuhkannya larutan tersebut adalah agar didapatkan kristal yang bisa diidentifikasi bahwa itu benar asam fumarat atau bukan
BalasHapusSaya agustri manda sari (a1c117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 yang mana Kita harus menurunkan suhunya dan labu dasar bulat tersebut diisi dengan batu didih.
BalasHapus