I.
Judul Praktikum
“Pembuatan
Aseton”
II.
Hari/Tanggal
Praktikum
Sabtu,
6 April 2019
III.
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1.
Dapat
mensintesis aseton dari isopropyl alkohol.
2.
Dapat memahami
mekanisme reaksi pembuatan aseton.
IV.
Landasan Teori
Aseton
merupakan suatu senyawa yang termasuk ke dalam golongan keton paling sederhana,
karena sifatnya yang polar sehingga aseton sering dijadikan sebagai suatu
pelarut untuk melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar juga dan untuk
reaksi-reaksi senyawa organik lainnya. Aseton memiliki berbagai macam bentuk
dan jenis, yang paling disering digunakan dan dikenal orang yaitu dimetil keton
dan 2-propanon. Aseton merupakan sebuah senyawa yang berwarna bening dan
bersifat mudah terbakar, sehingga harus sangat hati-hati dalam menggunakannya. Aseton
ini biasanya digunakan untuk pembuatan plastik, serat, dan obat-obatan serta
untuk membuat senyawa-senyawa kimia lainnya. Aseton ternyata juga terdapat
dalam tubuh manusa dengan kandungan yang sangat kecil (Wade, 2006).
Menurut
asal-usul aseton, ternyata aseton pertama kali ditemukan dengan menggunakan
proses destilasi kering dari kalsium kromat yang sebelumnya dipanaskan dahulu
agar memecah dan terbentuk kalsium karbonat. Selanjutnya, ilmu pengetahuan
semakin berkembang dari tahun ke tahun sehingga muncullah pengetahuan baru yang
bisa memperoleh aseton dengan cara lain. Cara lainnya yaitu dapat dilakukan
dengan proses fermentasi karbohidrat yang nantinya akan menghasilkan alcohol. Penemuan
baru ini mulai dikembangkan pada tahun 1960-1970. Lalu, bersamaan dengan proses
yang umum dilakukan adalah proses
oksidasi propena yang dapat menghasilkan lebih dari 95% aseton yang diproduksi di
seluruh dunia (Ullmann, 2007).
Pada
suhu kamar aseton merupakan suatu larutan yang jernih dan tidak berwarna. Aseton
bersifat volatile dengan bau aromatik yang mirip dengan bau dari benzene dan
juga bersifat mudah terbakar sehingga aston digolongkan ke dalam zat pembakar
berbahaya yang sangat signifikan. Hal ini dapat terjadi jika aseton berada pada
suhu kamar. Dalam kehidupan sehari-hari aseton banyak ditemukan dalam cat,
vernis dan pewangi ruangan. Dampak negative dari aseton adalah aseton dapat
membuat kulit iritasi, juga mata dan saluran pernafasan dan dapat meningkatkan
resiko gangguan kesehatan serius pada manusia akibat sifat karsinogenik dan
mutageniknya (Audy, dkk., 2011).
Aseton
memiliki kegunaan yang banyak sekali dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk
membersihkan warna kutek pada kuku, membersihkan keyboard laptop maupun computer
yang kotor dan dapat digunakan untuk membersihkan lantai sehingga membuat
lantai menjadi lebih mengkilap, untuk menghilangkan noda pada cangkir yang
terbuat dari porselin, membersihkan sepatu, menghilangkan goresan pada kaca jam
tangan, dan masih banyak lagi lainnya. Biasaya aseton digunakan sebagai pelarut
karena memiliki sifat polar sehingga aseton dapat melarutkan senyawa-senyawa
polar pula. Kita perlu mengetahui dan mempelajari berbagai cara pembuatannya yaitu
antara lain :
Salah satu reaksi yang
dapat terjadi atau dapat bereaksi dengan aseton adalah jika direaksikan dengan
asam atau alkohol dapat membentuk semi ketal dan jika kita tambahkan gliko maka
akan membentuk senyawa keton. Aseton juga dapat bereaksi dengan sianida dan
juga mengalami reaksi reduksi dan aminasi. Senyawa aseton ini mempunyai sifat
yang sangat mudah sekali menguap dan juga terbakar. Jika uapnya tersebut
menguap dapat menimbulkan percikan api yang dapat berpotensi untuk kebakaran
dan jika uapnya terhirup maka akan membuat kerja sistem syarat manusia terganggu
(Elsevier, 2013).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Batang pengaduk 1
buah
2. Erlenmeyer
100 ml 1
buah
3. Gelas
beker 200 ml 1
buah
4. Gelas beker 500 ml 2
buah
5. Gelas
ukur 50
ml 1
buah
6. Heating
mantle 1 buah
7. Kaca arloji 1
buah
8. Labu
leher tiga 500 ml 1
buah
9. Pengaduk 1
buah
10. Peralatan
destilasi lengkap 1 set
11. Pipet tetes 1
buah
12. Spatula 1
buah
13. Termometer 1 buah
14. Corong pisah 1
buah
5.2 Bahan
1. Aquades
2. Asam
sulfat pekat
3. Es
batu
4. Kristal
kalium permanganat
5. Isopropil
Alkohol atau propanol
6. Kalium bikarbonat
VI.
Prosedur Kerja
6.1 Percobaan 1
Percobaan
pembuatan aseton ini dilakukan dengan menggunakan cara destilasi. Oleh sebab
itu, sebelum melakukan percobaan, rangkailah alat destilasi (yang terdiri dari
statif, klem, thermometer, pipa T, hot Plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga
kondensor, pipa
kondensor, gelas
beker, erlenmeyer,
dengan baik dan pastikan tidak ada kebocoran agar proses destilasi berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil destilasi yang baik. Kedalam gelas kimia
dimasukkan 26 ml isopropyl alcohol dan 85
ml aquades lalu ditambahkan dengan 12 ml asam sulfat pekat dan 16 gram kristal
KMnO4. Aduk campuran tersebut dengan hati-hati menggunakan batang
pengaduk. Campuran yang sudah dibuat tadi didiamkan beberapa saat hingga
campuran tidak terlalu panas. Selanjutnya, campuran dimasukkan kedalam labu
leher tiga secara perlahan, dan diaduk dengan menggoyang labu leher tiga
tersebut. Kemudian lakukan destilasi terhadap campuran yang sudah terbentuk
pada labu leher tiga. Jangan lupa memasukkan batu didih kedalam labu leher tiga
tersebut dengan hati-hati. Proses destilasi dilakukan pada suhu 75oC – 80oC.
Ukurlah volume aseton yang dihasilkan, dan timbanglah masanya.Ulangi prosedur
percobaan dengan menggunakan kristal KMnO4 sebanyak 20 gram.
6.2 Percobaan 2
Sama seperti prosedur diatas, percobaan
kedua ini juga dilakukan dengan menggunakan cara destilasi. Oleh
sebab itu, sebelum melakukan percobaan, rangkailah alat destilasi (yang terdiri
dari statif, klem, thermometer, pipa T, hot Plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga
kondensor, pipa
kondensor, gelas
beker, erlenmeyer,
dengan baik dan pastikan tidak ada kebocoran agar proses destilasi berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil destilasi yang baik. Kedalam gelas kimia masukkan
50 ml aquades lalu
ditambahkan dengan 27,5
ml asam sulfat pekat dan 29,2 mL
isopropil alkohol dengan suhu < 50oC lalu masukkan ke dalam labu suling. Sebanyak 10 gr K2Cr2O7
dalam 100 mL air dimasukkan ke dalam corong pisah. Panaskan abu sampai mendidih
dan angkat penangas kemudian tambahkan K2Cr2O7 melalui
corong pisah. Setelah K2Cr2O7 habis, lakukan
destilasi hingga suhu 75 oC lalu hitung rendemen.
Lampiran
video: https://www.youtube.com/watch?v=44cyq4BxCD8&feature=youtu.be
Pertanyaan
:
1.
Apa fungsi dari
pemanasan kalsium asetat pada video diatas?
2.
Apa fungsi dari
kondensor pada proses destilasi?
3.
Mengapa labu
dasar bulat yang diletakkan pada mantel pemanas harus ditutup rapat-rapat?
saya Tria(075) akan menjawab pertanyaan no.2, dimana fungsi dari kondensor pada proses destilasi untuk mendinginkan cairan yang diperoleh dari labu dasar bulat untuk kemudian dialirkan ke labu bulat melewati kondensor
BalasHapusNama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, labu dasar bulat harus ditutup rapat agar tidak terpengaruh dengan suhu lingkungan, dan uap yang dihasilkan murni serta tidak menyebar ke lingkungan. Terimakasih
BalasHapusSaya Ratna Kartoka Sari dengan nim 011 akan menjawab pertanyaan no 1. Fungsi dari pemanasan kalsium asetat pada video tersebut adalah agar kalsium asetat dapat memecah sehingga membentuk kalsium karbonat.
BalasHapus