VII.
Data Pengamatan
7.1 Analisis unsur
a. Karbon dan Hidrogen
No.
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan
1-2gram CuO kering dan dipanaskan.
|
Tidak
terjadi perubahan apa-apa.
|
2.
|
Ditambahkan
gula (1/10 jumlah CuO)
|
Ketika
ditambahkan gula, gula tersebut tidak nampak
|
3.
|
Dialirkan
pipa ke dalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 dipanaskan
|
Terdapat
uap dan gelembung yang timbul
|
b. Halogen
- Tes Beilstein
No.
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Dipanaskan
kawat tembaga, dinginkan lalu tetesi kawat dengan 2 tetes CCl4, dan
dipijarkan
|
Pada
saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan setelah sudah ditambahkan
benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih / tidak merah lagi
|
-
Tes CaO
No.
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Dipanaskan
CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4
|
Setelah
ditambahkan CCl4 tercium bau gas menyengat dan dipinggir dalam
tabung terdapat uap air.
|
2.
|
Didihkan
lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia
dan larutan dalam HNO3 encer.
|
Ketika
dididihkan, terdapat gelembung dan warnanya jernih.
|
c. Metoda Leburan
dengan Natrium
- Belerang
No.
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan
3 ml larutan L (NaOH) didihkan dan periksa gas yang dihasilkan dengan kertas
saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
|
Warnanya
bening, dan saat dipanaskan seperti mendidih larutan naik menuju ke permukaan
tabung kea rah kertas saring basah.
|
2.
|
Pada
larutan L lainnya, ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida
|
Setelah
ditambahkan 1-2 tets Na-nitroprosida larutan berwarna bening menjadi kuning
bening.
|
-
Nitrogen
No.
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Ditambahkan 5 tetes
FeSO4 dalam larutan L 3 Ml
|
Terdapat gumpalan
kecoklatan
|
2.
|
Ditambahkan FeCl3 1
tetes
|
Terlihat seperti ada
mintak dalam larutan
|
3.
|
Ditambahkan 5 tetes
larutan KF 10%
|
Gumpalan coklat
berpindah kebawah permukaan larutan
|
4.
|
Dididihkan larutan
tersebut
|
Larutan menjadi
seperti warna putih susu
|
5.
|
Diasamkan dengan asam
sulfat encer (20-30%)
|
Terdapat endapan biru
berlin
|
-
Halogen
No.
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan
3 ml larutan L dengan HNO3 encer. Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3
encer (5-10%)
|
Hasil
yang diperoleh timbul tetapan-tetapan, ketika ditambahkan 5 ml AgNO3
encer (5-10%) warna menjadi abu-abu kecoklatan. Ketika didihkan terdapat
banyak endapan halus.
|
7.2 Penentuan Kelas
Kelarutan
1. Kelarutan dalam air
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
0.1 gram gula, lalu ditambahkan air suling, kocok.
|
Gula
larut dalam air dan larutan jenih (+)
|
2.
|
Tepung:
Dimasukkan
0.1 gram tepung, lalu ditambahkan air suling, kocok.
|
Larutan
menjadi keruh (-)
|
3.
|
Minyak
:
Dimasukkan
0.1 gramminyak, lalu ditambahkan air suling, kocok.
|
Terdapat
batasan antar air dan minyak (-)
|
4.
|
Putih
telur :
Dimasukkan
0.1 gramputih telur, lalu ditambahkan air suling, kocok.
|
Larutannya
larut dan warnanya manjadi keruh (-)
|
2. Kelarutan
dalam Eter
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
|
Gula
tidak larut dalam pelarut dan larutan jernih (+)
|
2.
|
Tepung
:
Dimasukkan
tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
|
Warna
larutan menjadi keruh, dan sedikit
larut (-)
|
3.
|
Mintak
:
Dimasukkan
minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
|
Larutan
bewarna jenih dan terdapat batas antara benzen dan minyak (+)
|
4
|
Putih
telur :
Dimasukkan
putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
|
Larutan
bewarna jernih dan ada pembatas antara telur dan benzen (-)
|
3. Kelarutan
dalam NaOH 10%
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
|
Gula
larut dan larutan bewarna jernih (+)
|
2.
|
Tepung
:
Dimasukkan
tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
|
Warna
larutan menjadi keruh, tejadi penggumpalan atau endapan (-)
|
3.
|
Mintak
:
Dimasukkan
minyak0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
|
Larutan
berubah menjadi keruh dan tedapat batas antara NaOH dan minyak (-)
|
4.
|
Putih
telur :
Dimasukkan
putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
|
Larutan
bewarna jernih dan terdapat busa (+)
|
4. Kelarutan
dalam NaHCO3 10%
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
|
Gula
larut, larutan menjadi jernih dan ada gelembung yang muncul (+)
|
2.
|
Tepung
:
Dimasukkan
tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
|
Warna
larutan menjadi keruh, timbul gas (+)
|
3.
|
Mintak
:
Dimasukkan
minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
|
Larutan
bewarna jernih dan terdapat batas antara NaHCO3 dan minyak (+)
|
4.
|
Putih
telur :
Dimasukkan
putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
|
Larutan bewarna jernih (+)
|
5. Kelarutan dalam HCl 5%
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
gula 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5%
Dikocok
|
Gula
larut dengan cepat dan larutannya bewarna bening (+)
|
2.
|
Tepung
:
Dimasukkan
tepung 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5% + 30 tetes NaOH
Dikocok
|
Warna
larutan menjadi keruh, ada endapan, ketika disaring warna menjadi bening.
|
3.
|
Mintak
:
Dimasukkan
minyak 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5%
Dikocok
|
Larutan
bewarna jernih dan terdapat batas antaraHCl dan minyak (+)
|
4.
|
Putih
telur :
Dimasukkan
putih telur 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5%
Dikocok
|
Larutan
menjadi keruh dan terdapat endapan bewarna putih (-)
|
6. Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
|
Warna
menjadi kuning bening, gula tidak larut, ketika di kocok gulanya menggupal
ditengahdengan warna merah kehitaman(kecoklatan) (-)
|
2.
|
Tepung
:
Dimasukkan
tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
|
Tidak
terjadi panas dan terdapat gas (-)
|
3.
|
Mintak
:
Dimasukkan
minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
|
Larutan
bewarna jernih dan terdapat batas antara H2SO2 dan minyak (+)
|
4.
|
Putih
telur :
Dimasukkan
putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
|
Larutan
menjadi keruh dan terdapat gumpalan diatas (-)
|
7. Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
NO.
|
PROSEDUR
|
HASIL PENGAMATAN
|
1.
|
Gula
:
Dimasukkan
gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
|
Gula
tidak larut, warna larutan jenih dan gulanya menyebar pada larutan (+)
|
2.
|
Tepung
:
Dimasukkan
tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
|
Larutan
berwarna jernih dan terdapat endapan(-)
|
3.
|
Mintak
:
Dimasukkan
minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
|
Larutan
menjadi keruh dan terdapat batas antar H3PO4 dan minyak (-)
|
4.
|
Putih
telur :
Dimasukkan
putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
|
Larutan
bewarna jernih (+)
|
VIII. Pembahasan
Analisa
organik kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam hal
mengidentifikasi senyawa organik yang tidak diketahui atau belum bisa dianalisa
hingga tingkat kelarutannya di dalam berbagai jenis pelarut, baik polar maupun
non polar. Keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor yang berhubungan erat
dengan sifat yang khas dari masing-masing senyawa atau campurannya dan cara
menganalisanya yang sistematis atau terstruktur.
Di dalam kehidupan kita, ada senyawa-senyawa organik yang memiliki peran penting demi kelangsungan makhluk hidup dan keraktifan dari senyawa-senyawa organik tersebut ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui kandungan dari penyusun senyawa-senyawa tersebut dengan jalan mengidentifikasinya dan juga mengetahui kelarutannya dalam berbagai jenis pelarut polar dan nonpolar agar bisa dibedakan senyawa mana yang bersifat larut dalam pelarut polar atau nonpolar. Saat kita sudaah bisa mengenali sifat-sifat dari senyawa organic tersebut selanjutnya kita bisa merancang percobaan sendiri sehingga dapat memperoleh ilmu dan pemahaman yang baru pula (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36).
Di dalam kehidupan kita, ada senyawa-senyawa organik yang memiliki peran penting demi kelangsungan makhluk hidup dan keraktifan dari senyawa-senyawa organik tersebut ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui kandungan dari penyusun senyawa-senyawa tersebut dengan jalan mengidentifikasinya dan juga mengetahui kelarutannya dalam berbagai jenis pelarut polar dan nonpolar agar bisa dibedakan senyawa mana yang bersifat larut dalam pelarut polar atau nonpolar. Saat kita sudaah bisa mengenali sifat-sifat dari senyawa organic tersebut selanjutnya kita bisa merancang percobaan sendiri sehingga dapat memperoleh ilmu dan pemahaman yang baru pula (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36).
8.1 Analisa Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan ini, hal yang pertama
kita lakukan adalah memasukkan 1-2 gram CuO ke dalam cawan porselin,
dikeringkan lalu dipanaskan. Kemudian ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO) dan
dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2. Saat dipanaskan,
terdapat uap dan timbul gas pada tabung reaksi dan adanya gelembung-gelembung
dalam gelas kimia. Hal ini menandakan bahwa adanya karbon dan hidrogen dalam
campuran tersebut.
8.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
Pada tes Beilstein bahan yang digunakan
adalah tembaga. Tembaga dipanaskan lalu didinginkan dan ditetesi dengan 2 tetes
CCl4 kemudian dipijarkan. Pada saat tembaga dipanaskan warnanya
berubah menjadi kemerah-merahan dan saat setelah ditambahkan CCl4 timbul
bau gas dan warna tembaga (Cu) berubah menjadi putih atau tidak berwarna lagi.
b. Tes CaO
Pada tes CaO, senyawa CaO dipanaskan
dengan suhu tinggi lalu ditetesi dengan 2 tetes CCl4. Setelah ditambahkan
CCl4 tercium bau gas yang menyengat dan dipinggiran tabung reaksi
terdapat uap air.
8.1.3 Metode Leburan denganNatrium
a. Belerang
Langkah dari menguji apakah terdapat
belerang dalam suatu larutan adalah diasamkan terlebih dahulu 3 ml larutan L
(NaOH), didihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring yang basah
karena telah ditetesi Pb-Asetat 10%. Hasil yang diperoeh warnanya bening, dan
saat dipanaskan sampai mendidih larutannya naik menuju ke permukaan tabung
sampai ke arah kertas saring basah. Lalu pada larutan L lainnya, ditambahkan
1-2 tetes Na-nitroproksida dan larutan berubah warna dari bening menjadi
kuning.
b. Nitogen
Untuk tes
Nitrogen, hal yang dilakukan pertama adalah dengan menambahkan kurang lebih 5 tetes FeSO4 dalam larutan L dengan volume 3 ml, hasilnya yaitu terdapat gumpalan kecoklatan. Kemudian ditambahkan FeCl3 1 tetes dan terlihat seperti ada minyak dalam larutan kemudian ditambahkan sebanyak 5 tetes larutan KF 10% terdapat gumpalan coklat berpindah ke bawah permukaan larutan. Kemudian dididihkan larutan tersebut, dan larutan menjadi warna putih susu. Terakhir, diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terlihat endapan biru berlin yang menandakan bahwa adanya unsur N dalam larut an tersebut.
c. Halogen
Mula-mula
diasamkan terlebih dahulu larutan L dengan HNO3 encer kemudian
ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%). Hasil yang diperoleh
adalah timul letupan-letupan dan ketika ditambahkan 5 ml AgNO3 encer
(5-10%) warnanya berubah menjadi kecoklatan. Ketika dididihkan terdapat banyak
endapan halus.
8.2
Penentuan Kelas Kelarutan
8.2.1 Kelarutan dalam Air
-
Pertama, menguji kelarutan
gula dalam air, hasilnya yaitu larutan berwarna jenih hal ini menandakan bahwa
gula larut dalam air.
-
Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam air, hasilnya yaitu larutan tampak keruh tepung sedikit larut
dalam air.
-
Ketiga, menguji
kelarutan minyak dalam air warnanya tetap jernih namun minyak tidak dapat larut
dalam air sehingga terdapat batas antara minyak dengan air.
-
Kempatn menguji
kelarutan putih telur dalam air, hasil yang diperoleh yaitu air berwarna keruh
dan terdapat busa diatas larutan.
8.2.2 Larutan dalam Eter
-
Pertama, menguji
kelarutan gula dalam eter, hasil yang didapatkan yaitu larutan berwarna jernih,
hal ini menandakan bahwa gula juga larut dalam eter.
-
Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam eter, hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah keruh dan tepung
juga sedikit larut.
-
Ketiga, menguji
kelarutan minyak dalam eter warna larutannya jernih, hal ini juga berarti
minyak larut dalam eter.
-
Keempat, menguji
kelarutan putih telur dalam eter, hasil yang diperoleh yaitu menggunakan putih
telur dimana larutan tersebut jernih namun terdapat batas antara putih telur
dengan eter.
8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 10%
-
Pertama, menguji
kelarutan gula dalam NaOH 10% hasil yang diperoleh yaitu gula dalam NaOH larut,
sehingga warnanya pun jernih.
-
Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam NaOH 10%, tepung disini menyebabkan larutan keruh jadi dapat
dikatakan bahwa tepung sedikit larut dalam NaOH.
-
Ketiga, menguji kelaruta
minyak dalam NaOH 10%, dimana larutan yang diperoleh keruh dan terdapat batas
antara keduanya.
-
Keempat, menguji kelarutan
putih telur dalam NaOH 10%, hasil yang proleh yaitu putih telur larutan jernih
dan terdapat busa.
8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 10%
-
Pertama, menguji
kelarutan gula dalam NaHCO3, sehingga diperoleh hasil yang mana gula
larut dan menimbulkan gas CO2. Hal ini membuktikan bahwa percobaan
yang dilakukan sesuai.
-
Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam NaHCO3. Larutan menjadi keruh dan terdapat gelembung
gas.
-
Ketiga, menguji
kelarutan minyak dalam NaHCO3. Larutan menjadi jernih dan minyak
larut dalam NaHCO3.
-
Keempat, menguji
kelaruta putih telur dalam NaHCO3. Larutan yang diperoleh jernih dan
terdapat busa.
8.2.5 Kelarutan dalam HCL
-
Pertama, menguji
kelarutan gula dalamHCl, larutan jernih dan hal ini menandakan bahwa gula larut
dalam HCL.
-
Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam HCL, mula-mula larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan
dengan NaOH larutan menjadi jernih.
-
Ketiga, menguji kelarutan
minyak dalam HCl, larutan jernih, namun ada batas antara keduanya.
-
Keempat, menguji
kelarutan dalam HCl yaitu larutan keruh, dan terdapat endapan tepung tersebut.
8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
- Pertama, menguji
kelarutan gula dalam H2SO4 larutan berwarna kuning
jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
- Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam H2SO4 tidak terjadi panas dan terdapat gas.
- Ketiga,
menguji kelarutan minyak
dalam H2SO4, tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2.
- Keempat,
menguji kelarutan minyak
dalam H2SO4, larutan jernih, hal ini menandakan bahwa
minyak larut.
- Keempat,
menguji kelarutan gula
dalam H2SO4 yaitu larutan keruh serta terdapat gumpalan
di atas.
8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
-
Pertama, menguji
kelarutan gula dalam H3PO4 pekat hasilnya larutan
jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut.
-
Kedua, menguji kelarutan
tepung dalam H3PO4 pekat, larutan jernih namun
tepung mengendap di bawah.
-
Ketiga, menguji
kelarutan minyak dalam H3PO4 pekat hasil yang diperoleh
yaitu larutan keruh dan ada batas antara minyak dan pelarutnya.
-
Keempat, menguji
kelarutan putih telur dalam H3PO4 pekat, larutan
jernih hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam pelarut.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
1. Uji
kelarutan merupakan salah satu cara untuk menentukan golongan zat serta
karakteristik masing-masing gugus fungsinya.
2. Kelarutan
ditentukan dengan melihat apakah pelarut dapat melarutkan larutan. Dikatakan polar
bila suatu larutan dapat larut terhadap pelarut polar juga dan bila tidak larut
dikatakan non polar.
3. Percobaan
Lassaigne dilakukan untuk memperoleh hasil filtrat Lassaigne untuk identifikasi
unsur N, S, P dan halogen.
X. Pertanyaan
X. Pertanyaan
1. Mengapa pada hasil percobaan diatas,
minyak dapat larut dalam eter ?
2. Apa yang menyebabkan munculnya warna
biru berlin pada percobaan analisa unsur?
3. Apa yang menjadi penanda bahwa
terdapat unsur H dan C dalam percobaan analisa usur?
X. Daftar Pustaka
C. Willbraham, Antoni dan Matta.2007.Kimia Organik.Bandung: ITB.
Ibrahim,dkk.1999.Teknik Laboratorium Kimia Organik.Jakarta: Graha Ilmu.
Ralph.2001.Kimia Dasar dan Kimia Inti.Jakarta: Erlangga.
Syamsurizal.2019.Analisis Kualitatif Senyawa Organik.
Tim Kimia Organik.2016.Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jambi:
Universitas Jambi.
saya vira anggita (A1C117069) akan menjawab pertanyaan no 2
BalasHapusmunculnya warna biru berlin menandakan bahwa dalam senyawa tersebut terdapat nitrogen
saya Tria(075) akan menjawab pertanyaan No.1 minyak dapat larut dalam eter karena minyak bersifat non polar, dan eter juga pelarut non polar. jadi karena sama jenis zatnya dan pelarutnya sehingga ia dapat larut
BalasHapussaya sanaq elfira (A1C117071) akan mencoba menjawab pertanyaan no.3. Menurut saya yang menjadi penanda adanya unsur H dalam percobaan tersebut adalah terdapat uap, sedangkan penanda adanya C adalah terdapat gelembung
BalasHapus