Jumat, 08 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 1


VII.   Data Pengamatan
7.1 Analisis unsur
a. Karbon dan Hidrogen
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2gram CuO kering dan dipanaskan.
Tidak terjadi perubahan apa-apa.
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO)
Ketika ditambahkan gula, gula tersebut tidak nampak
3.
Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 dipanaskan
Terdapat uap dan gelembung yang timbul

b. Halogen
- Tes Beilstein

No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga, dinginkan lalu tetesi kawat dengan 2 tetes CCl4, dan dipijarkan
Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan setelah sudah ditambahkan benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih / tidak merah lagi

-  Tes CaO
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4
Setelah ditambahkan CCl4 tercium bau gas menyengat dan dipinggir dalam tabung terdapat uap air.
2.
Didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer.
Ketika dididihkan, terdapat gelembung dan warnanya jernih.

c. Metoda Leburan dengan Natrium
- Belerang
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml larutan L (NaOH) didihkan dan periksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Warnanya bening, dan saat dipanaskan seperti mendidih larutan naik menuju ke permukaan tabung kea rah kertas saring basah.
2.
Pada larutan L lainnya, ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida
Setelah ditambahkan 1-2 tets Na-nitroprosida larutan berwarna bening menjadi kuning bening.

-  Nitrogen
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Ditambahkan 5 tetes FeSO4  dalam larutan L 3 Ml
Terdapat gumpalan kecoklatan
2.
Ditambahkan FeCl3 1 tetes
Terlihat seperti ada mintak dalam larutan
3.
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan
4.
Dididihkan larutan tersebut
Larutan menjadi seperti warna putih susu
5.
Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%)
Terdapat endapan biru berlin

-  Halogen
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml larutan L dengan HNO3 encer. Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%)
Hasil yang diperoleh timbul tetapan-tetapan, ketika ditambahkan 5 ml AgNO3 encer (5-10%) warna menjadi abu-abu kecoklatan. Ketika didihkan terdapat banyak endapan halus.

7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
1. Kelarutan dalam air
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula :
Dimasukkan 0.1 gram gula, lalu ditambahkan air suling, kocok.
Gula larut dalam air dan larutan jenih (+)
2.
Tepung:
Dimasukkan 0.1 gram tepung, lalu ditambahkan air suling, kocok.
Larutan menjadi keruh (-)
3.
Minyak :
Dimasukkan 0.1 gramminyak, lalu ditambahkan air suling, kocok.
Terdapat batasan antar air dan minyak (-)
4.
Putih telur :
Dimasukkan 0.1 gramputih telur, lalu ditambahkan air suling, kocok.
Larutannya larut dan warnanya manjadi keruh (-)

2. Kelarutan dalam Eter
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula :
Dimasukkan gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
Gula tidak larut dalam pelarut dan larutan jernih (+)
2.
Tepung :
Dimasukkan tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
Warna larutan menjadi keruh,  dan sedikit larut (-)
3.
Mintak :
Dimasukkan minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
Larutan bewarna jenih dan terdapat batas antara benzen dan minyak (+)
4
Putih telur :
Dimasukkan putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut eter (benzen)
Larutan bewarna jernih dan ada pembatas antara telur dan benzen (-)

3. Kelarutan dalam NaOH 10%  
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula :
Dimasukkan gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
Gula larut dan larutan bewarna jernih (+)
2.
Tepung :
Dimasukkan tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
Warna larutan menjadi keruh, tejadi penggumpalan atau endapan (-)
3.
Mintak :
Dimasukkan minyak0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
Larutan berubah menjadi keruh dan tedapat batas antara NaOH dan minyak (-)
4.
Putih telur :
Dimasukkan putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaOH 10%
Larutan bewarna jernih dan terdapat busa (+)

4. Kelarutan dalam NaHCO3 10%
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula :
Dimasukkan gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
Gula larut, larutan menjadi jernih dan ada gelembung yang muncul (+)
2.
Tepung :
Dimasukkan tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
Warna larutan menjadi keruh, timbul gas (+)
3.
Mintak :
Dimasukkan minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
Larutan bewarna jernih dan terdapat batas antara NaHCO3 dan minyak (+)
4.
Putih telur :
Dimasukkan putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut NaHCO3 10%
 Larutan bewarna jernih (+)

       5. Kelarutan dalam HCl 5%
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN


1.
Gula :
Dimasukkan gula 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5%
Dikocok
Gula larut dengan cepat dan larutannya bewarna bening (+)
2.
Tepung :
Dimasukkan tepung 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5% + 30 tetes NaOH
Dikocok
Warna larutan menjadi keruh, ada endapan, ketika disaring warna menjadi bening.
3.
Mintak :
Dimasukkan minyak 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5%
Dikocok
Larutan bewarna jernih dan terdapat batas antaraHCl dan minyak (+)
4.
Putih telur :
Dimasukkan putih telur 0,1 gram lalu ditambah 5 ml pelarut HCl 5%
Dikocok
Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan bewarna putih (-)

       6. Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula :
Dimasukkan gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
Warna menjadi kuning bening, gula tidak larut, ketika di kocok gulanya menggupal ditengahdengan warna merah kehitaman(kecoklatan) (-)
2.
Tepung :
Dimasukkan tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
Tidak terjadi panas dan terdapat gas (-)
3.
Mintak :
Dimasukkan minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
Larutan bewarna jernih dan terdapat batas antara H2SO2 dan minyak (+)
4.
Putih telur :
Dimasukkan putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml pelarut H2SO4 Pekat
Larutan menjadi keruh dan terdapat gumpalan diatas (-)

       7. Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
NO.
PROSEDUR
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula :
Dimasukkan gula 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
Gula tidak larut, warna larutan jenih dan gulanya menyebar pada larutan (+)
2.
Tepung :
Dimasukkan tepung 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
Larutan berwarna jernih dan terdapat endapan(-)
3.
Mintak :
Dimasukkan minyak 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
Larutan menjadi keruh dan terdapat batas antar H3PO4 dan minyak (-)
4.
Putih telur :
Dimasukkan putih telur 0,1 gram lalu ditambah 3 ml H3PO4 Pekat
Larutan bewarna jernih (+)

VIII. Pembahasan
       Analisa organik kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam hal mengidentifikasi senyawa organik yang tidak diketahui atau belum bisa dianalisa hingga tingkat kelarutannya di dalam berbagai jenis pelarut, baik polar maupun non polar. Keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor yang berhubungan erat dengan sifat yang khas dari masing-masing senyawa atau campurannya dan cara menganalisanya yang sistematis atau terstruktur.

         Di dalam kehidupan kita, ada senyawa-senyawa organik yang memiliki peran penting demi kelangsungan makhluk hidup dan keraktifan dari senyawa-senyawa organik tersebut ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui kandungan dari penyusun senyawa-senyawa tersebut dengan jalan mengidentifikasinya dan juga mengetahui kelarutannya dalam berbagai jenis pelarut polar dan nonpolar agar bisa dibedakan senyawa mana yang bersifat larut dalam pelarut polar atau nonpolar. Saat kita sudaah bisa mengenali sifat-sifat dari senyawa organic tersebut selanjutnya kita bisa merancang percobaan sendiri sehingga dapat memperoleh ilmu dan pemahaman yang baru pula (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36).

8.1 Analisa Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan ini, hal yang pertama kita lakukan adalah memasukkan 1-2 gram CuO ke dalam cawan porselin, dikeringkan lalu dipanaskan. Kemudian ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO) dan dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2. Saat dipanaskan, terdapat uap dan timbul gas pada tabung reaksi dan adanya gelembung-gelembung dalam gelas kimia. Hal ini menandakan bahwa adanya karbon dan hidrogen dalam campuran tersebut.

8.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
Pada tes Beilstein bahan yang digunakan adalah tembaga. Tembaga dipanaskan lalu didinginkan dan ditetesi dengan 2 tetes CCl4 kemudian dipijarkan. Pada saat tembaga dipanaskan warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan saat setelah ditambahkan CCl4 timbul bau gas dan warna tembaga (Cu) berubah menjadi putih atau tidak berwarna lagi.

b. Tes CaO
Pada tes CaO, senyawa CaO dipanaskan dengan suhu tinggi lalu ditetesi dengan 2 tetes CCl4. Setelah ditambahkan CCl4 tercium bau gas yang menyengat dan dipinggiran tabung reaksi terdapat uap air.

8.1.3 Metode Leburan denganNatrium
a. Belerang
Langkah dari menguji apakah terdapat belerang dalam suatu larutan adalah diasamkan terlebih dahulu 3 ml larutan L (NaOH), didihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring yang basah karena telah ditetesi Pb-Asetat 10%. Hasil yang diperoeh warnanya bening, dan saat dipanaskan sampai mendidih larutannya naik menuju ke permukaan tabung sampai ke arah kertas saring basah. Lalu pada larutan L lainnya, ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroproksida dan larutan berubah warna dari bening menjadi kuning.

b. Nitogen
Untuk tes Nitrogen, hal yang dilakukan pertama adalah dengan menambahkan kurang lebih 5 tetes FeSO4 dalam larutan L dengan volume 3 ml, hasilnya yaitu terdapat gumpalan kecoklatan. Kemudian ditambahkan FeCl3 1 tetes dan terlihat seperti ada minyak dalam larutan kemudian ditambahkan sebanyak 5 tetes larutan KF 10% terdapat gumpalan coklat berpindah ke bawah permukaan larutan. Kemudian dididihkan larutan tersebut, dan larutan menjadi warna putih susu. Terakhir, diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terlihat endapan biru berlin yang menandakan bahwa adanya unsur N dalam larut an tersebut.

c. Halogen
Mula-mula diasamkan terlebih dahulu larutan L dengan HNO3 encer kemudian ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%). Hasil yang diperoleh adalah timul letupan-letupan dan ketika ditambahkan 5 ml AgNO3 encer (5-10%) warnanya berubah menjadi kecoklatan. Ketika dididihkan terdapat banyak endapan halus.

8.2 Penentuan Kelas Kelarutan
8.2.1 Kelarutan dalam Air
-          Pertama, menguji kelarutan gula dalam air, hasilnya yaitu larutan berwarna jenih hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air.
-          Kedua, menguji kelarutan tepung dalam air, hasilnya yaitu larutan tampak keruh tepung sedikit larut dalam air.
-          Ketiga, menguji kelarutan minyak dalam air warnanya tetap jernih namun minyak tidak dapat larut dalam air sehingga terdapat batas antara minyak dengan air.
-          Kempatn menguji kelarutan putih telur dalam air, hasil yang diperoleh yaitu air berwarna keruh dan terdapat busa diatas larutan.

8.2.2 Larutan dalam Eter
-          Pertama, menguji kelarutan gula dalam eter, hasil yang didapatkan yaitu larutan berwarna jernih, hal ini menandakan bahwa gula juga larut dalam eter.
-          Kedua, menguji kelarutan tepung dalam eter, hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah keruh dan tepung juga sedikit larut.
-          Ketiga, menguji kelarutan minyak dalam eter warna larutannya jernih, hal ini juga berarti minyak larut dalam eter.
-          Keempat, menguji kelarutan putih telur dalam eter, hasil yang diperoleh yaitu menggunakan putih telur dimana larutan tersebut jernih namun terdapat batas antara putih telur dengan eter.

8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 10%
-          Pertama, menguji kelarutan gula dalam NaOH 10% hasil yang diperoleh yaitu gula dalam NaOH larut, sehingga warnanya pun jernih.
-          Kedua, menguji kelarutan tepung dalam NaOH 10%, tepung disini menyebabkan larutan keruh jadi dapat dikatakan bahwa tepung sedikit larut dalam NaOH.
-          Ketiga, menguji kelaruta minyak dalam NaOH 10%, dimana larutan yang diperoleh keruh dan terdapat batas antara keduanya.
-          Keempat, menguji kelarutan putih telur dalam NaOH 10%, hasil yang proleh yaitu putih telur larutan jernih dan terdapat busa.


8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO10%
-          Pertama, menguji kelarutan gula dalam NaHCO3, sehingga diperoleh hasil yang mana gula larut dan menimbulkan gas CO2. Hal ini membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan sesuai.
-          Kedua, menguji kelarutan tepung dalam NaHCO3. Larutan menjadi keruh dan terdapat gelembung gas.
-          Ketiga, menguji kelarutan minyak dalam NaHCO3. Larutan menjadi jernih dan minyak larut dalam NaHCO3.
-          Keempat, menguji kelaruta putih telur dalam NaHCO3. Larutan yang diperoleh jernih dan terdapat busa.

8.2.5 Kelarutan dalam HCL
-          Pertama, menguji kelarutan gula dalamHCl, larutan jernih dan hal ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL.
-          Kedua, menguji kelarutan tepung dalam HCL, mula-mula larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH  larutan menjadi jernih.
-          Ketiga, menguji kelarutan minyak dalam HCl, larutan jernih, namun ada batas antara keduanya.
-          Keempat, menguji kelarutan dalam HCl yaitu larutan keruh, dan terdapat endapan tepung tersebut.

8.2.6 Kelarutan dalam H2SOPekat
-     Pertama, menguji kelarutan gula dalam H2SO4 larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
-       Kedua, menguji kelarutan tepung dalam H2SO4 tidak terjadi panas dan terdapat gas.
-     Ketiga, menguji kelarutan minyak dalam H2SO4, tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2.
-      Keempat, menguji kelarutan minyak dalam H2SO4, larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut.
-         Keempat, menguji kelarutan gula dalam H2SO4 yaitu larutan keruh serta terdapat gumpalan di atas.

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
-          Pertama, menguji kelarutan gula dalam H3PO4 pekat hasilnya larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut.
-          Kedua, menguji kelarutan tepung dalam H3PO4 pekat, larutan jernih namun tepung mengendap di bawah.
-          Ketiga, menguji kelarutan minyak dalam H3PO4 pekat hasil yang diperoleh yaitu larutan keruh dan ada batas antara minyak dan pelarutnya.
-          Keempat, menguji kelarutan putih telur dalam H3PO4 pekat, larutan jernih hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam pelarut.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.   Uji kelarutan merupakan salah satu cara untuk menentukan golongan zat serta karakteristik masing-masing gugus fungsinya.
2.  Kelarutan ditentukan dengan melihat apakah pelarut dapat melarutkan larutan. Dikatakan polar bila suatu larutan dapat larut terhadap pelarut polar juga dan bila tidak larut dikatakan non polar.
3.     Percobaan Lassaigne dilakukan untuk memperoleh hasil filtrat Lassaigne untuk identifikasi unsur N, S, P dan halogen.
X. Pertanyaan
1. Mengapa pada hasil percobaan diatas, minyak dapat larut dalam eter ?
2. Apa yang menyebabkan munculnya warna biru berlin pada percobaan analisa unsur?

3. Apa yang menjadi penanda bahwa terdapat unsur H dan C dalam percobaan analisa usur?

X. Daftar Pustaka

C. Willbraham, Antoni dan Matta.2007.Kimia Organik.Bandung: ITB.

Ibrahim,dkk.1999.Teknik Laboratorium Kimia Organik.Jakarta: Graha Ilmu.

Ralph.2001.Kimia Dasar dan Kimia Inti.Jakarta: Erlangga.

Syamsurizal.2019.Analisis Kualitatif Senyawa Organik.
Tim Kimia Organik.2016.Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jambi: Universitas Jambi.

3 komentar:

  1. saya vira anggita (A1C117069) akan menjawab pertanyaan no 2
    munculnya warna biru berlin menandakan bahwa dalam senyawa tersebut terdapat nitrogen

    BalasHapus
  2. saya Tria(075) akan menjawab pertanyaan No.1 minyak dapat larut dalam eter karena minyak bersifat non polar, dan eter juga pelarut non polar. jadi karena sama jenis zatnya dan pelarutnya sehingga ia dapat larut

    BalasHapus
  3. saya sanaq elfira (A1C117071) akan mencoba menjawab pertanyaan no.3. Menurut saya yang menjadi penanda adanya unsur H dalam percobaan tersebut adalah terdapat uap, sedangkan penanda adanya C adalah terdapat gelembung

    BalasHapus

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 9

VII. Data Pengamatan Pengubahan asam maleat menjadi fumarat No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. ...