I.
Judul Praktikum
“Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton”
II. Hari/Tanggal
Praktikum
Sabtu, 23 Maret 2019
III. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan
dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Dapat
memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil.
2. Dapat
memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton.
3. Dapat
menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan
aldehid.
IV. Landasan
Teori
Dua macam jenis senyawa organik yaitu
aldehid dan keton memiliki gugus fungsi yang sama yaitu C=O atau sering disebut
dengan gugus karbonil. Oleh sebab itu, aldehid dan keton memiliki sifat-sifat
umum dan reaksi yang sama tetapi aldehid dapat bereaksi lebih cepat
dibandingkan dengan keton terhadap pereaksi yang sama pula. Pada percobaan kali
ini, praktikkan akan memeriksa dan membedakan berbagai macam kelebihan dan
kekurangan dari dua jenis senyawa organik yaitu aldehid dan keton. Aldehid
memiliki sifat yaitu sangat mudah menjalani reaksi oksidatif dan menghasilkan produk asam karboksilat,
sedangkan keton tidak bisa menjalani rekasi oksidatif yang sama dengan aldehid dan
keton dapat menghasilkan dua asam karboksilat kecuali keton siklik menghasilkan
satu asam karboksilat (Tim Kimia Organik I, 2016).
Senyawa-senyawa aldehid dan keton
termasuk ke dalam molekur polar dikarenakan di dalam ikatan karbonilnya terdapat
momen dipol antara ikatan rangkap karbon dan oksigen. Hal tersebut merupakan
prisnsip dasar yang harus kita pahami dalam berbagai macam jenis reaksi-reaksi
yang terdapat pada senyawa karbonil, termasuk senyawa-senyawa aldehid dan keton.
Adanya momen dipol pada antara ikatan rangkap membuat senyawa-senyawa
karbonilnya mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan alkena,
walaupun mempunyai berat molekul yang sama.
Pada
kenyataannya, aldehid dan keton tidak mempunyai ikatan hydrogen sehingga tidak
dapat memberikan proton. Hal tersebut menyebabkan titik didih aldehid dan keton
menjadi lebih rendah dibandingkan alkohol walaupun mempunyai berat molekul yang
sama, sehingga senyawa-senyawa aldehid dan keton hanya dapat bertindak sebagai
akseptor terhadap ikatan hydrogen dan juga senyawa-senyawa aldehid dan keton
mempunyai tingkat kelarutan yang baik dalam air (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/).
Gugus fungsi ditentukan oleh atom-atom
lainnya yang terikat pada suatu atom karbon kabonil. Jika atom yang terikat
pada suatu karbon karbonil adalah hydrogen, maka senyawa yang terbentuk
tersebut dapat dikatakan senyawa aldehid. Senyawa keton dapat diketahui dengan
melihat kemungkinan jika dua atom karbon terikat pada gugus karbonil maka dapat
dikatakan itu adalah keton. Kedua senyawa tersebut memiliki rumus gugus
karbonil yang sama yaitu C=O. Senyawa aldehid mengandung atom hydrogen yang
terikat pada gugus karbonil, sedangkan senyawa keton tidak (Sahiddin, 2011).
Reaksi adisi merupakan reaksi yang umum
pada senyawa-senyawa karbonil yang memiliki ikatan rangkap dua dan menggunakan
nukleofil sebagai pereaksinya. Senyawa aldehid dan keton yang tidak mengandung
gugus dasar dapat bereaksi dengan pelarut Na-HSO3 dan menghasilkan
produk yaitu senyawa yang memiliki warna putih dan selanjutnya akan
menghasilkan kembali senyawa karbonil seperti dirinya, sehingga reaksi adisi
ini dapat digunakan untuk mempermudah kita dalam memisahkan senyawa karbonil
dari campurannya (Chang, 2007).
V. Alat
dan Bahan
5.1
Alat
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Erlenmeyer
-
Penangas
-
Corong Hirsch
-
Corong buncher
-
Labu takar 50 mL
-
Termometer
-
Pengaduk
5.2
Bahan
-
Perak nitrat
-
NaOH
-
Amonium hidroksida
-
Benzaldehid
-
Aseton
-
Sikloheksanon
-
Formalin
-
Natrium sitrat
-
Natrium karbonat
-
Larutan CuSO4.5H2O
-
Natrium kalium tartrat/Garam Rochelle
-
n-heptanadehid
-
Larutan NaHSO3 jenuh
-
Etanol
-
HCl Pekat
-
Fenilhidrazin
-
Methanol
-
2,4-dinitrofenilhidrazin
-
Hidroksilamin HCl
-
Natrium asetat trihidrat
-
Iodium iodide
-
Isopropanol
-
2-pentanon
-
3-pentanon
-
Asetaldehid
-
Aquadest
VI.
Prosedur Kerja
A. Uji
cermin kaca, Tollens
1. Disiapkan
4 buah tabung reaksi yang telah berisi pereaksi tollens
2. Disiapkan
1 tabung reaksi bersih
3. Ditambahkan
2 tetes larutan NaOH 5% ke dalam 2 ml larutan perak nitrat 5%
4. Ditambahkan
tetes demi tetes larutan ammonium hidroksida 2% sambil diaduk
5. Diuji
benzaldehid, aseton, sikloheksanon dan formalin
6. Ditambahkan
2 tetes bahan tersebut ke dalam tabung uji
7. Diaduk,
diamkan selama 10 menit
8. Dipanaskan
bila reaksi tidak terjadi selama 5 menit
9. Diamati,
dicatat hasilnya.
B. Uji
fehling dan benedict
1. Ditambahkan
5 mL pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi
2. Dilarutkan
173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat ke dalam 750 ml Aquadest
3. Diaduk
dan disaring
4. Ditambahkan
17,3 gr CuSO4.5H2O dalam 100 ml air
5. Diencerkan
hingga volume totalnya 1 Liter
6. Dilarutkan
69 gr CuSO4.5H2O ke dalam 1 liter air untuk membuat 5 ml
pereaksi fehling
7. Dicampurkan
346 gr natrium kalium tartrat dengan larutan tersebut sama banyak
8. Ditambahkan
beberapa tetes larutan yang diuji, dicatat hasilnya.
C. Adisi
Bisulfit
1. Dimasukkan
5 mL NaHSO3 jenuh ke dalam Erlenmeyer
2. Didinginkan
dalam air es
3. Ditambahkan
2,5 mL aseton sambil diaduk
4. Ditambahkan
10 mL etanol lalu disaring dengan corong Hirsch, dicatat hasilnya.
D. Pengujian
dengan fenilhidrazin
1. Dimasukkan
5ml fenilhidrazin ke dalam tabung reaksi besar
2. Ditambahkan
10 ml tetes bahan yang aka diuji
3. Ditutup
tabung reaksi dan goncangkan dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal
4. Disaring
Kristal dengan corong Hirsch
5. Dicuci
dengan sedikit air dingin
6. Direkristalisasi
dengan sedikit metano dan etano
7. Dikeringkan
dan tentukan titik lelehnya
8. Dilakukan
pengujian terhadap benzaldhida dan sikloheksanon
9. Digunakan
2,4-dinitrofenilhidrazin dengan cara yang sama seperti diatas
10. Dibuat
larutan benzaldehid dan sikloheksanon
11. Ditentukan
titik lelehnya.
E. Pembuatan
oksim
1. Dilarutkan
hidroksilanim HCl dan natriumasetat trihirat dalam air
2. Dipanaskan
dan ditambah sikloheksanon
3. Ditutup
dan diguncang 2 menit
4. Didinginkan
dalam lemari es lalu disaring
5. Dicuci
dengan 2 ml air es
6. Dikeringkan,
dicatat hasilnya.
F. Kondensasi
Aldol
1. Dimasukkan
4 ml larutan NaOH 1%
2. Ditambahkan
0,5 ml asetaldehid
3. Digoncangkan
dan dicatat baunya
4. Dididihkan
campuran selama 3 mnit, dicatat hati-hati bau tengik dari krotonaldehid
5. Disusun
peralatan untuk merefluks
6. Dimasukkan
etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5% ke dalam labu
7. Direfuks
campuran selama 5 menit
8. Didinginkan
labu dan dikumpulkan Kristal dengan corong bunchner
9. Direkristalisasi
dengan etanol
10. Ditentukan
titik lelehnya.
Lampiran Video : https://www.youtube.com/watch?v=X7ZJqLEhX9k
Pertanyaan :
1. Dalam uji Natrium bisulfit pada video
diatas, mengapa natrium bisulfitnya harus dididihkan terlebih dahulu?
2. Apa yang dihasilkan saat aldehid
direaksikan dengan natrium bisulfit?
3. Apa yang terjadi saat pereaksi Schiff
direaksikan dengan aldehid?
saya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 2. menurut saya Saat aldehid direaksikan dengan natrium bisulfit maka akan tercipta produk aldehid dengan tambahan natrium dan senyawa tersebut merupakan kristal putih di alam. terima kasih
BalasHapusSaya mirnawati dengan nim 13. Saya akan menjawab permasalahan pada nomor 1. Natrium bisulfit harus dididihkan terlebih dahulu agar didapat wujudnya dalam larutan, karena pada suhu kamar natrium bisulfit berwujud kristal.
BalasHapusmelisa oktapiani(043) membantu jawab pertanyaan no 3 yaitu Saat pereaksi schiff di reaksikan dgn aldehid maka akan terbentuk warna magenta pada larutan.
BalasHapus